Uluran tangan untuk Mak Uha

Bagikan :

Tidak jarang seorang muslim memohon kepada Allah untuk dikaruniai umur yang panjang, bahkan mungkin termasuk kita pun pernah memomohonkan doa tersebut. Padahal usia yang panjang tidak menjamin semua akan diliputi dengan kebahagaiaan.

Saudaraku, Ini kisah tentang Ibu Suhati (Mak Uha), Alhamdulillah beliau Allah karuniai dengan umur yang panjang. Beliau adalah salah satu saksi sejarah yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan penjajahan jepang di indonesia.

Awalnya mak Uha tinggal di daerah bandung, selang beberapa waktu setelah merasakan manis pahit kehidupan di bandung mereka akhirnya pindah ke Bogor, mereka tinggal di gubuk kecil ditengah pesawahan, tepatnya di kampung pondok paminjahan – Bogor.

Hidup memang tak mudah, kebahagiaan dan kesedihan akan terus berganti, usia yang panjang akan menjadi ajang perlombaan bagi manis ataukah pahit yang kan menjadi juara. Mungkin banyak kisah manis yang tersembunyi dibalik kulit keriput dan lemahnya keadaan mak Uha saat ini, mungkin dahulu pernah ada tawa, pernah ada suka dan bahagia.

Namun manusia hanyalah manusia, keadaan Mak Uha saat ini Cukup memprihatinkan,  raut wajah tawa semuanya termakan usia, hanya hati dan raga rapuhlah yang tersisa.

Sudah sekitar 10 tahun yang  lalu Mak Uha ditinggal suami yang dulu setia menemaninya, maka beberapa bulan ia hidup digubuk kecil ditengah sawah sebatangkara, tak ada saudara, tak ada kuasa tuk mencari kerja dengan tubuh yang renta, tak punya sandaran tuk sekedar melepas lelah karena memang Mak Uha tidak dikarunai Anak.

Segala puji hanya milik Allah, ditengah kesendiriannya diam-diam Allah tuntun rizki menghampirinya, Allah bukakan hati orang-orang yang paling dekat dengan mak Uha. Alhamdulillah kini mak uha tinggal di gubuk milik Pak Karsa dilahan kosong yang memang tidak diisi sama sekali, pula tidak jauh dari rumah-rumah lainnya, sehingga saat ini mak uha sering mendapatkan bantuan dari para tetangganya.

Kami yayasan huda cendekia ikut terenyuh setelah mendapat informasi mengenai kehidupan Mak Uha sekarang, tentu ada hak beliau yang belum kami sampaikan dari para muhsinin untuk mak Uha. Kami pun bergegas berkunjung ke gubuk kecil tempat Mak Uha tinggal.

Mak Uha  sangat bahagia dengan kedatangan kami, meski tidak banyak yang bisa kami berikan, namun uluran tangan dan rasa kepedulian “kita” untuk membantu beliau menjadi kebahagiaan tersendiri.

Semoga “Kita” tidak pernah lelah dan bosan untuk membantu dan berkorban menciptakan kebahagiaan-kebahgiaan kecil di dunia sebagai bekal kelak meraih kebahagiaan sejati di akhirat, Ammin.

Kisah Ma Uha
Ma Uha menuturkan Kisah nya
Ma Uhda mengucapkan terimakasih
Ma Uhda mengucapkan terimakasih kepada para donatur
Senyum Ma Uha, semoga Alloh berikan kemudahan padanya
Senyum Ma Uha, semoga Alloh berikan kemudahan padanya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Assalamualaikum,..

Sahabat shalih/shaliha bantu para santri untuk bisa menghafal al-Qur’an yuk, dengan bersedekah di program

Beasiswa untuk Santri Penghafal Al-Qur'an